Senin, 10 Maret 2008

Penyerbukan Buatan

Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan sbb :
  1. Apakah crossing HP yg dilakukan harus dgn tanaman original?? Bagaimana efeknya bila dilakukan thd grafted plant??
  2. Berapa persen kah karakter pohon dan bunga hasil cross HP akan mengikuti ibu, dan berapa persen mengikuti bapak??
  3. Pada tingakatan generasi ke berapakah hasil bunga akan stabil??
Demikian pertanyaan saya, terimakasih atas pencerahan dr para suhu. Salam adeniumania, Bambang Djatmiko


Eyang kakung wrote :

1 Apakah crossing HP yg dilakukan harus dgn tanaman original?? Bagaimana efeknya bila dilakukan thd grafted plant??

Maksud Original di sini mungkin true Bloodnya atau yang Non graft. Jika untuk mendapatkan hybrids baru akan lebih baik kalau non graft karena belum ada campur tangan dari gen yang dibawa dari Rootstock .Hasilnya akan murni . Sepengalaman saya untuk hand Pollinate , jika disilang melalui grafted plant , kadangkala akan terbawa gen darirootstocknya. Tapi ini tidak selalu ya. Efeknya jika dgn grafted plant " Biasanya " akan sedikit ikut terbawa , misal 2 buah White big ben grafted plant jika disilang " kadangkala " akan terbawa sedikit warna ngepink dari rootstocknya . Prosentasenya ?? tidak merata ..Mungkin rekan lain ada yang mempunyai pengalaman berbeda.

2. Berapa persen kah karakter pohon dan bunga hasil cross HP akan mengikuti ibu, dan berapa persen mengikuti bapak??
Biasanya prosentase mengikuti Parent ibu lebih besar .. Tapi ada satu silangan Harry Potter x Arabicum Yemen mempunyai keunikan sendiri dgn Bonggol yang sangat besar dan batang mengikuti trah obesumnya ..

3. Pada tingakatan generasi ke berapakah hasil bunga akan stabil??
Setahu saya F5 akan kembali ke Normal . F1 biasanya warna belum permanen , Stabil biasanya pada f2 - f3.


Zai wrote :

1. Apakah crossing HP yg dilakukan harus dgn tanaman original?? Bagaimana efeknya bila dilakukan thd grafted plant??
Tidak harus.. semua jenis termasuk species dan hybrid sebagian besar bisa disilangkan (crossing).. bahkan untuk anggrek bisa cross intergenus (intergenera) . Bunga Grafted plant mewariskan gen asli dari bagian tanaman yang digrafted.. sama perilakunya dengan stek atau tanaman original yang bukan grafted. Grafted merupakan klon yang sifat genetisnya sama dengan tanaman asalnya. Tidak ada efek genetis batang bawah terhadap sambungan.

2. Berapa persen kah karakter pohon dan bunga hasil cross HP akan mengikuti ibu, dan berapa persen mengikuti bapak??
Sang Pencipta Maha Adil, sifat genetik (genotip) diwariskan oleh kedua induknya secara adil 50% induk betina 50% dari induk jantan.. Sel bakal biji (ovum) menyimpan sebagian jumlah kromosom (n) yaitu setengah dari jumlah sel sempurna normal (2n).. begitu juga dengan serbuk sari.. ketika keduanya bersatu.. membentuk bakal individu baru yang jumlah kromosom juga sempurna (2n).. 1n dari induk jantan dan 1n dari induk betina. Sifat yang akhirnya terlihat (fenotip) tergantung kombinasi sifat gen yang dibawa dari kedua tetuanya.

3. Pada tingakatan generasi ke berapakah hasil bunga akan stabil??
Hybrid yang stabil dalam arti bahwa anaknya juga bakal memilki sifat genotip dan fenotip yang hampir sama (nearly identic).. Bisa diperoleh dengan melakukan perkawinan sendiri sehingga menghasilkan turunan yang homozygote. Artinya jika sel individu yang 2n tersebut membentuk sel telur/bakal biji dan sel kelamin jantan (keduanya disebut sel kelamin), maka akan terbentuk sel yang jumlah kromosomnya n yang mewarisi sifat yang sama.. jika individu AABBCC membentuk sel kelamin ABC dan ABC yang persis sama.. jika keduanya kemudian dikawinkan self akan terbentuk individu yang sama dengan induknya yaitu AABBCC. Jika dikawinkan dengan individu lain yang juga homozygot maka akan menghasilkan turunan F1 hybrid yang sangat
seragam (keragaman tinggi). Cara begini ditempuh pemulia kelapa sawit dengan memurnikan (homozygot) sifat genetik induk varitas Dura = D (buah gede, daging buah tipis (minyak dikit), biji besar, cangkang tebal) dan Pisifera = P (buah kecil, daging buah tebal, biji> hampir tidak ada, cangkang tidak ada).. Produksi kecambah hybrid (DxP) akan lebih homogen jika makin banyak perkawinan self (pemurnian) induknya dilakukan.. Pada sawit 5 generasi self pollination cukup bagus untuk menghasilkan hybrid kualitas baik yang sangat seragam.

BTW buat adenium.. keseragaman turunan untuk apa ? Jika sifat fenotip yang "stabil" yang Mas maksud adalah yang tidak ada hubungan dengan genetik.. maka sekali silang saja (1 generasi) turunanya sudah dapat cetakan dari Ilahi, misalnya jika cetakan (DNA) dia AABBCC maka dia akan menunjukkan kenampakan fenotip yang AABBCC. jika kondisi lingkungan tetap normal, tidak sakit, tidak kurang makan.. maka kita akan melihat dia memperlihatkan sifat fenotip yang stabil.. percaya ?

Tharie wrote :

1. Grafting vs original
Tentang ini, saya masih berpegang pada prinsip “ grafting tidak merubah genetik batang atas, tapi grafting memfasilitasi “kemungkinan” terjadinya perubahan genetik batang atas, entah terjadinya kapan”.
2. Bapak vs Ibu
Setuju dengan 50 % bapak dan 50 % ibu. Tapi untuk tanaman, ada satu yang sering dilupakan. Apa itu ? Dalam dunia tanaman, penurunan gen (sifat) ke anak dapat terjadi melalui inti sel maupun plasmid sel. Saat polen dan stigma bersatu, turunan memperoleh sifat 50 bapak : 50 ibu, its OK.
Eeiiit …. jangan lupa, si ibu sebenarnya juga meneruskan gen yang terdapat di plasmid (gen choloroplast) ke anak. Dan hanya ibu yang bisa melakukan ini, bapak mana bisa ….. weekk!!!. Di tanaman ada istilah “patternal inherittance” (ini yang dimaksud 50 bapak : 50 ibu) dan “maternal inherittance” (yang ini asli 100% ibu). Maka ada nasehat, kalau melakukan persilangan harus bolak-balik, mungkin dilandasi pemikiran “matternal inherittance”.
Kata orang bijak : “hormatilah ibu bapakmu” itu 100 % benar adanya. Ibu dulu baru bapak, berlaku juga untuk tanaman ... ha..ha..ha..betul begitu bang Zai ?.

Masalah kita adalah, mengenali apa saja sifat bapak- sifat ibu yang turun melalui biji (patternal inherittance), dan apa saja sifat yang diteruskan melalui chloroplast ibu (matternal inherittance).
3. Generasi Stabil
Hybrid stabil ?? Hybrid yang stabil dalam arti bahwa anaknya juga bakal memilki sifat genotip dan fenotip yang hampir sama (nearly identic). Kalau yang dimaksud dengan “nearly identic” adalah “tingkat keseragaman” saya setuju banget.
Lebih lanjut, mungkin yang dimaksud tulisan bang Zai dengan : … nearly identic).. Bisa diperoleh dengan melakukan perkawinan sendiri sehingga menghasilkan turunan yang homozygote
Supaya tidak rancu, sedikit tambahan dapat dituliskan sebagai berikut :
“… nearly identic) Bisa diperoleh dengan melakukan perkawinan antara dua tetua yang berbeda, namun masing-masing mempunyai genotype homozygote “.
Frase kata “antara dua tetua yang berbeda” menjadi penting, karena hybrida adalah istilah untuk perkawinan antara dua tetua yang berbeda (meski itu hanya berbeda dalam 1 aspek kecil saja). Kalau tidak beda, namanya “selfing”.
Maksud tetua ber-genotype homozygote, katakan tetua 1: AABBCC dikawinkan dengan tetua 2 : aabbcc (kedua tetua ini beda, tapi masing-masing homozygote), anaknya (atau hasil silangannya, atau hibryda nya) pasti seragam sifatnya AaBbCc.
Mungkin begitu yang dimaksud bang Zai ……
Hybrida stabil = Tetua 1 (nearly homozygote) x Tetua 2 (nearly homozygote).
Masalah yang dihadapi di adenium adalah :

1) Sehubungan dengan sifat adenium yang “self incompability”. Sangat sulit untuk melakukan perkawinan sendiri (selfing).
2) Adenium yang ada saat ini hampir semuanya hibrida (heterozygote), jarang ada yang spesies. Saya termasuk yang beranggapan, bahwa bahkan adenium speciespun secara alami sudah hybrida dari sononya. Istilahnya, “homogen-heterozygote”. Mungkin kelihatan sama, tapi genotypenya ada perbedaan, meskipun kecil. Ya itu tadi, karena masalah “self incompability
Masalah ini, akan menjadi kendala dalam menghasilkan calon tetua yang homozygote. Paling tidak butuh waktu lama. Lewat seleksi “silang balik terpilih”, katakan sampai generasi F5. Kalau mau lebih nearly homozygote, sampai F8. Tetua-tetua homozygote tersebut kemudian dipakai untuk menghasilkan hibyda stabil (?).

Bahan renungan. :
Dalam rangka mencari hybrida baru (tidak harus stabil, tapi bagus), kita butuh tetua-tetua dengan tingkat variabilitas genotipe yang tinggi (betul ?). Kalau semua tetua homozygote (variabilitas genotype kecil), Kapan dan bagaimana kita akan memperoleh hibrida baru ?
Apa gunanya kita menghasilkan hybrida stabil berujud Harry Portter ? Lebih baik dapat menghasilkan hybrida non stabil, tapi berbunga lain sama sekali dengan yang sudah ada, tinggal diperbanyak dengan grafting.
Bagaimana metode seleksinya …..? Ayo kita pikirkan bareng-bareng ……

Zai wrote :

Ya benar mbak.. Begitu maksudnya.. untuk dapat hybrid yg stabil prosesnya :
selfing induk agar jadi homozygot --> perkawinan dua tetua homozygot = hybrid yg stabil..
Untuk sawit selfing biasa hanya dilakukan pada induk Dura yang dijadikan sebagai induk betina, kawin bolak balik ga bisa.. karena pisifera buahnya ga normal, banyak steril karena ga bercangkang dan hampir tak berbiji. Untuk menghasilkan turunan sawit varitas Dura x Dura sampai turunan ke 5 (F5) bisa butuh waktu 20 tahun atau lebih. Proses yang lama tapi sangat berarti untuk produksi sawit, tapi buat apa untuk adenium ? selfing 5 generasi perlu waktu paling tidak 50 bulan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar