Selasa, 18 Maret 2008

Open Diskusi - ADENIUM OBESUM

Dear Adeniumania,
Di bawah adalah hasil terjemahan dan diskusi rekan-rekan semalam. Saya bukan pakarnya dan hanya menyalin hasil diskusi teman-teman.
Terima kasih atas kontribusi Pak Zai, Pak Tetra, dan Mas Tomo serta Pak Sutan serta rekan-rekan yang lain. Silakan didiskusikan lebih lanjut.Semoga bermanfaat. Siroji F. Basuki

THE GENUS ADENIUM IN CULTIVATION
PART 1: A.OBESUM AND A.MULTIFLORUM
MARK A.DIMMITT § AND CHUCK HANSON

§ Arizona-Sonora Desert Museum, §§ Arid Lands Greenhouses © No reproduction without consent of the authors

Adenum adalah genus dari sukulen spektakuler dari Afrika tropis dan Arabia. Spesies yang terbentang dari semak pendek hingga pohon kecil dengan batang bergelombang hingga stem setinggi sampai 15 kaki. Ukuran mereka yang menarik dimeriahkan oleh bunga, dan mekar dalam waktu yang lama. Di daerah panas,, mereka beradaptasi dengan cara menyimpan cadangan makanannya.
Tambahan :
Menurut informasi, Adenium dikenalkan oleh orang Jepang ke Indonesia, sehingga orang lebih mengenalnya dengan sebutan kamboja jepang. Apakah rekan-rekan ada yang punya referensi lebih jauh tentang hal ini ?

Beberapa penulis membuat hanya satu spesies pada genus ini, yaitu Adenium Obesum (Rowley). Yang lain membagi menjadi 6 atau lebih (plaizier, 1980). Setiap taxon dikenali sebagai species atau varietas, dibedakan berdasarkan sudut pandang hortikultura, dengan dasar kombinasi yang unik dari perilaku tanaman, siklus pertumbuhan, bentuk bunga, dan masa mekar. Kami (Dimmit red.) menjadikan taxa sebagai spesies hanya untuk memudahkan.
Tambahan :
Taxon itu arti prular/jamak dari taxa yang diberikan kepada suatu organisma atau group organisma yang mempunyai hirearki sistematik. Walau Dimmit menganggap semua taxa itu sebagai species, tujuannya hanyalah untuk memudahkan bukan menjadikannya dasar dari ilmu taxonomy.

Adenium obesum (Desert Rose)
Adenium obesum yang dimaksud sangat bervariasi pada kebiasaan pertumbuhan dan bunga. Ini terjadi pada seluruh Afrika dan banyak daerah di Sahara, dari Senegal ke Sudan dan Kenya. Kebanyakan tanaman ini tidak diketahui asalnya, sehingga tidak diketahui berapa banyak variasi alam yang ada. Beberapa tanaman yang terdokumentasi adalah dari Kenya Tenggara, kecuali A.o. var Coetanum yang dilaporkan dari Arabia.

Adenium obesum adalah tanaman semak. Bentuk batang semakin ke atas mengecil secara gradual dan keras ke atas atau, walaupun jarang, ada yang lemah dan bercabang. Tanaman muda mempunyai caudex/bonggol kecil, berbentuk seperti telur, dan pada habitat aslinya, tanaman yang sudah tua mempunyai caudex/bonggol yang besar. Tanaman dewasa hasil dari pemeliharaan, biasanya tidak mempunyai caudex besar.
Karena itu, spesies ini tidak melulu membahas bentuk caudex/bonggol dari pemeliharaan. Daun mulai rada sempit sampai amat lebar (namun tidak selebar multiflorum), dari warna cerah, hijau mengkilat sampai hijau buram.
Adenium obesum berjenis semi-evergreen: jika di tempat hangat dan air cukup, tanaman akan tumbuh dan sering berbunga sampai musim salju. Pada kondisi tersebut obesum menjadi dorman, biasanya sampai beberapa minggu setelah musim semi. Obesum juga tahan kekeringan atau dingin dengan menjadi dorman selama beberapa bulan hingga kondisi alam kembali normal.
Tambahan :
Pada kondisi musim di Indonesia harusnya obesum tidak mengalami dorman karena suhu dan cuaca Indonesia tergolong tidak ekstrim panas atau dinginnya.

Bunga berwarna pink pucat sampai warna merah tua pada bagian petal, selalu bergradasi hampir putih sampai ke leher bunga. Leher/corong bunga putih, kadang dengan merah redup pada benang sari. Jenis yang lain adalah benang sari yang panjang sama atau lebih panjang dari corong bunga. Ukuran bunga berkisar antara 6-7 cm (2 inci) pada diameter, tapi bisa bervariasi pada hasil silangan.
Kebiasaan berbunga bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor genetik dan pemeliharaan. Bila tumbuh pada kondisi suhu dan ketersediaan air yang ideal, beberapa jenis berbunga selama 2 sampai 4 bulan; beberapa jenis bahkan berbunga terus menerus. Kebanyakan tanaman ini memperlambat pertumbuhan dan berhenti berbunga ketika suku melebihi 100 derajat F (atau sekitar 38 derajat C).
Tanaman dari biji biasanya vigor dan berbunga pada umur 8-12 bulan. Tanaman dari setek juga sama vigornya; dengan akar menjadi sangat besar dalam beberapa tahun dan dapat diekspose waktu tanaman direpotting sehingga tampil menarik. Dalam beberapa tahun, batang akan membesar sehingga mirip yang dari biji.

Sekedar menambahkan pict adenium a obesum, yang mungkin dijadikan referensi oleh Mark Dimmit untuk mendeskripsikan adenium obesum, pict dikirim oleh Pak Zai.
Salah satu contoh obesum lagi, ada link ini
http://home-andgarden.webshots.com/photo/2155901690100189820bhknSl .
Obesum red caudex from Kenya.
Kenapa ya obesum di negara kita berbeda dengan obesum di habitat aslinya? Faktor domestifikasi yang memerlukan adaptasi? wassalam, tomo

Pertanyaan mas Tomo : Kenapa ya obesum di negara kita berbeda dengan obesum di habitat aslinya? Faktor domestifikasi yang memerlukan adaptasi?
Sepertinya tidak akan terjawab. Karena sampai sekarangpun belum ada yang mampu menunjukkan type tanaman untuk A. obesum asal habitat asli. Kalau “type asal habitat asli” belum ketemu, perbedaan dengan obesum di Indonesia tentu juga tidak akan terjawab.
Dimmitt (1991) tidak secara jelas mendekripsikan jenis ini dan mengakui kesulitan untuk memilih type tanamannya :
“Adenium obesum even as narrowly defined here is a highly variable taxon in growth and flowering habits. ………… Most plants in cultivation are of unknown origin, so it is not known how much of the natural variation of this wide-ranging taxon is represented. …“
Dalam tulisannya (1991), ada keraguan beliau yang tercermin dalam frase kalimat : “See Rowley, 1987 for an excellent definition”
Banyak ahli mengalami kesulitan serupa dalam memilih type tanaman A. obesum.

“When grown to maturity, A. obesum, the most widely distributed species in the wild, may be the most morphologically variable and fantastic” (Fred Dortort, 2003)
“The desert rose is usually simply referred to as Adenium obesum, however, the fuller
name is A. obesum var obesum. In older literature desert rose may be referred to as A.
arabicum “ (McLaughlin et al, 2002)

Pendapat Dimmitt tahun 2005 (bisakah ini dianggap revisi pendapat tahun 1991 ??), pasti akan menambah seru diskusi :
“The taxonomy of the genus Adenium is particularly messed up. The type (originally described) specimen for the genus was named A. obesum, and that plant was from the southwestern Arabian peninsula. If you feel that there are several species in the genus, then none of the plants in Africa can be called A. obesum; they need another name. And there are probably three species on the Arabian peninsula, perhaps none of which is A. arabicum because most taxonomists have rejected the name as a synonym of Adenium
obesum. The plants in cultivation that we call A. arabicum are correctly callled A. obesum.”


Karena diskusi merefer orang yang sama (Dimmitt), ada baiknya pendapat terakhir dari beliau juga diikutkan dalam diskusi.
Salam

Tharie Wie
www.omahijo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar