Jumat, 19 Desember 2008

Pure Line

Secara singkat pure line dapat dijelaskan sebagai suatu populasi yang variabilitas turunannya kecil. Artinya perkawinan antar individu dalam populasi (pure line A) tersebut akan selalu sama/mirip menghasilkan individu pure line A juga, karena homozigositas.

Bila pure line A disilangkan dengan pure line B, akan didapatkan Hybrids (sering disebut dengan F1 = filial 1). Sifat hibrids yang dihasilkan merepresentasikan sifat A dan B atau kombinasi kedua tetua.
Bagaimana bila F1 diperkawinkan antar sesamanya. Hasilnya adalah F2 yang variabilitas turunan semakin besar. Bisa seperti A, B, F1 atau kombinasi sifat tersebut, tergantung ekspresi gen penyusun. Artinya F2 tidak lebih jelek dari F1, cuman turunannya menjadi lebih tidak seragam. Demikian pula dengan F3 dst.

Pure line bisa diciptakan dari materi genetik F1 dengan jalan inbreeding atau back crossing. Bisa diciptakan dari F1, F2, dst dengan metode seleksi. Intinya menghilangkan variabilitas, memantapkan sifat-sifat yang dikehendaki (desireable trait) dan menghilangkan yang tidak dikehendaki (undesireable trait).

Permasalahnanya membuat pure line itu mahal dan makan waktu. Untuk tanaman yang mudah diperbanyak secara grafting seperti adenium, pure line menjadi kurang feasibel memang. Lebih mudah menyilangkan starin bunga yang ada, entah F1 atau F2 atau F 1001. Bila didapat bunga yang bagus langsung aja diperbanyak dengan grafting. Metode Tembak (pinjem istilah Pak Greg Hambali di tanaman aglaonema)

Beda dengan hewan seperti gupy musalnya, walaupun biaya cloning mahal metode pure line harus ditempuh.... Apalagi gupy yang matang sex umur 3 bulan, makin lebih mudah lagi dalam arti tidak makan waktu banyak.

1 komentar: