Sabtu, 23 Februari 2008

Mengamati Adenium



Saya sempat baca tulisan bu thari di blog tentang adenium dan aglaonema, khususnya yang tentang pollination. .. (kalo ga salah judulnya Seeds and Hibryds) wah seru banget kliatannnya. .

Kalo saya gak salah tangkap (mohon dikoreksi njih..) kalo breeder menyilangkan, hasilnya belum dapat serta merta segera dipastikan seperti apa.

Lalu hasil persilangan dengan hand pollination juga berbeda dengan natural pollination.

yang ingin saya tanyakan:

1. Misalnya kalo dibalik, saat kita melihat sesosok hibryd, apakah dapat diketahui kedua tetuanya? misalnya dengan identifikasi karakter morfologinya (bunga, daun, dll)?

2. Sesuai dengan hukum Mendel, sifat anakan akan menuruni gabungan sifat dari tetuanya. Berarti apakah keragaman adenium itu murni karena faktor genetik dan bukan karena interaksi dengan lingkungan? mohon koreksi kalo saya salah.

3. Kalo begitu bagaimana dengan mutasi?

4. Saya pernah ingat teori tentang jerapah. Awalnya jerapah berleher pendek, namun karena ia harus mendapatkan makanan dalam posisi yang tinggi maka dalam evolusinya jerapah mempunyai leher yang panjang.. itu benar atau ga Bu, Pak..? kalo iya, itu berlaku di adenium tidak?

Mohon Pencerahanipun Salam, yayan Aji

Pak Yayan,
“ kalo breeder menyilangkan, hasilnya belum dapat serta merta segera dipastikan seperti apa ?’. Lalu hasil persilangan hand pollination (HP) juga berbeda dengan natural pollination (OP) ?”
Tentu bukan berarti prediksi sama sekali tidak bisa dilakukan. Maksud istilah ‘dipastikan’ lebih merefer ke benih ‘true type’. Sementara kita tahu, adenium yang ada dipasar (darimana materi indukan berasal), adalah sebuah “hibrida”.

Dari HP, kedua induk diketahui pasti, prediksi anak lebih terarah. Dari OP, hanya induk betina yang diketahui pasti. Sampai mati pun dia tidak mau ngaku siapa bapaknya …He he he. Cinta di bawa mati.

1. Misalnya kalo dibalik, saat kita melihat sesosok hibryd, apakah dapat diketahui kedua tetuanya? misalnya dengan identifikasi karakter morfologinya (bunga, daun, dll)?
Bisa, tapi tuduhan dapat kemana-mana, terlalu luas. Barangkali ini segi keuntungan memakai materi indukan “hibrida”. Luasnya ragam genetik induk, menghasilkan sebaran anak yang luas pula. Contoh gambar di atas, yang baru mekar pagi tadi. Kira-kira “dia” ini anak siapa sih ? Explora, Vega, Quantum, Pandora, Estima, Harry Porter, atau kombinasi dari mereka ?.

2. Sesuai dengan hukum Mendel, sifat anakan akan menuruni gabungan sifat dari tetuanya. Berarti apakah keragaman adenium itu murni karena faktor genetik dan bukan karena interaksi dengan lingkungan? mohon koreksi kalo saya salah.
Hukumnya masih tetap sama P = G + E.

3. Kalo begitu bagaimana dengan mutasi?
Sebagian besar mutasi tidak diketahui musababnya, terjadi spontan begitu saja. Sebagian kecil diketahui karena faktor eksternal, seperti radiasi, atau mutagen lain. Hanya karena mutasi umumnya resesip, gejalanya tidak teramati langsung pada individu bersangkutan. Tapi baru nampak, nanti pada turunannya yang homozygote resesip.

4. Saya pernah ingat teori tentang jerapah. Awalnya jerapah berleher pendek, namun karena ia harus mendapatkan makanan dalam posisi yang tinggi maka dalam evolusinya jerapah mempunyai leher yang panjang.. itu benar atau ga Bu, Pak..? kalo iya, itu berlaku di adenium tidak?
Teori Lamarckian ?, pak GK lah ahlinya. Konon cerita, Soviet pernah gagal panen (havoc), gara-gara menerapkan teori ini.  Salam  Tharie Wie , www.omahijo. com

Tapi bu, bu thari ga tanya ke saya kan tentang adenium punya ibu yang baru mekar itu? saya ya jelas belum mudeng sampai situ.. makanya saya tanya pertanyaan no.1 ke bu thari.. maaf...
Berarti susah juga ya bu, kalo kemungkinan itu terlalu luas... otomatis yang tahu silsilahnya ya si breeder to bu?
Terus gimana kita bisa mempelajari pola pewarisannya ya?
oiya, saya sempat baca artikel bu thari yang judulnya "Pengenalan Karakter Adenium dan Mekanisme Pewarisannya" (bagian 1) di situsnya kebonkembang.
Saya sebenarnya tertarik banget, tapi kok bagian ke 2 dan seterusnya ga ada ya bu? terus gambar-gambarnya juga cuma ada satu.
Bu,, gimana saya bisa dapatkan artikel selengkapnya? atau mungkin artikel lain yang sejenis dan mendukung bu? (maaf kalo saya saru, nyuwun tulung kok sama senior)
TApi betul saya tertarik sekali...
satu lagi bu, P = G + E
Berarti kalo kondisi lingkungan kita asumsikan relatif sama, maka kalo ada keragaman morfologi, itu berarti murni karena keragaman genetik. Betul to Bu?  Yayan Aji

A : Berarti susah juga kalo kemungkinan itu terlalu luas... otomatis yang tahu silsilahnya ya si breeder ?
Bukan susah, yang diperlukan hanya kemauan mengamati, mencoba, mencatat, dan sedikit sabar. Dulu milis pernah membahas panjang lebar tentang silsilah ( seed & Hybrid ) coba buka di alamat ini :
http://blog.360.yahoo.com/blog-qzbRxjswfKpd2.DNgq5ywU4h?l=31&u=35&mx=43&lmt=5
Saya buat untuk memudahkan rekan-rekan atau siapa saja yang mau tau dan belajar tentang adenium.

A: Terus gimana kita bisa mempelajari pola pewarisannya ya?
Lakukan pengamatan secara parsial, per-karakter, pilah berdasarkan pola sifat di lokasi tertentu. Kenali dan pelajari karakter bunga yang telah ada selama ini, misal sifat ini selalu muncul bareng yang itu. Kalau pola ini ada, kenapa pola yang itu tidak ada, dst.. Bandingkan dengan genetika bunga lain yang telah banyak publikasinya. Dan yang pasti, lakukan percobaan. Ilmu genetika menjadi penting (bahkan, keharusan) dalam mengenali pola perilaku karakter.
Kasus yang umum terjadi, pewarisan selalu dipandang dalam kerangka kesatuan bunga utuh, dibanding unsur karakter semata. Efek dari pada itu, kita dapat terjebak dalam pengertian macam ini turunan bunga X, kalau pengin sifat A, harus pakai bunga Z, dsb. Sementara kita bekerja justru dengan indukan “hibrida”.

A : Artikel selengkapnya?
He he he ternyata menulis secara runut dan runtut itu sulit ….. mandheg sementara, tauk nich mesti dipancing pakai apa.

A: Berarti kalo kondisi lingkungan kita asumsikan relatif sama, maka kalo ada keragaman morfologi, itu berarti murni karena keragaman genetik. Betul?
Semestinya memang jadi begitu.
 
Salam

Tharie Wie
www.omahijo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar