Mbak Tharie dan para Sesepuh,
Sy ingat waktu PSM3, sy lihat koleksi pak Ajar ada kira2 4 adenium uk 8 - 10 cm mempunyai bentuk bonggol yg mirip benget, dan pak ajar bilang bhw mrk dari satu seedpod dan memang mirip dgn bonggol "induknya".
- Sy mau tanya apa bentuk bonggol dr "induk" bisa menurun ke "anakannya" ?
- Berapa % kah "menurun" ke "anakannya" ?
Sy ber-angan2 kalo %tase "menurunnya" besar, kita bisa coba lebih selektif cross pollinate sesama adenium yg bagus bentuk bonggolnya, sehingga kita mendapatkan "turunan" yg lebih berkualitas dari sisi bentuk bonggol yg bagus
Mohon pencerahan , Terima Kasih Salam, Rudi Otto
-- *** --
Mas Rudi & rekans…
Apa bentuk bonggol dr "induk" bisa menurun ke "anakannya" ?
Harusnya memang begitu. Semua karakter anak diperoleh dari induk, tidak terkecuali dengan bentuk bonggol.
Ada dua macam sifat yang membentuk morfologi bonggol, kualitatip dan kuantitatip. Kualitatip, sifat tegas-diskret, sedikit dipengaruhi lingkungan, gen pengendali satu atau dua, bisa diamati langsung secara visual, misal bentuk umum kerucut – bulat, memanjang – melebar, single –multiple stem, dst
Kuantitatip, sifat continus, lingkungan sangat berpengaruh, dikendalikan banyak gen atau polygenic, perlu pengamatan dengan pengukuran, jumlah cabang, jumlah stem, besar kecilnya caudex, tinggi tanaman, dst.
Berapa % kah "menurun" ke "anakannya" ?
Kalau yang dimaksud berapa % sifat induk menurun ke anak, jawabnya 50 % dr ibu dan 50 % bapak. Tapi kalau berapa % anak nanti akan punya bentuk yang kita inginkan, jawabnya tergantung pada berapa banyak gen yang terlibat, interaksi antar dan inter alel, metode perkawinan yang dipilih (selfing atau silang), ragam genetik induk yang digunakan. Makin banyak gen terlibat, makin kecil % nya, demikian pula bila makin beragam sifat indukan yang dipakai.
Sy ber-angan2 kalo %tase "menurunnya" besar,
Fokuskan seleksi pada sifat-sifat kualitatip yang sedikit dipengaruhi lingkungan. Pasti heritabilitasnya (daya waris) besar.
Kita bisa coba lebih selektif cross pollinate sesama adenium yg bagus bentuk bonggolnya, sehingga kita mendapatkan "turunan" yg lebih berkualitas dari sisi bentuk bonggol yg bagus
Saya setuju sekali., pilih indukan yang punya bentuk bonggol bagus. Kalau bisa pilih induk yang mendekati bentuk akhir yang kita inginkan.
Selamat bereksperimen mas Rudy, tahun depan harus sudaha ada Indo-soco, Indo-arabicum, dst lho.
Tharie Wie
www.omahijo.com
Apa bentuk bonggol dr "induk" bisa menurun ke "anakannya" ?
Harusnya memang begitu. Semua karakter anak diperoleh dari induk, tidak terkecuali dengan bentuk bonggol.
Ada dua macam sifat yang membentuk morfologi bonggol, kualitatip dan kuantitatip. Kualitatip, sifat tegas-diskret, sedikit dipengaruhi lingkungan, gen pengendali satu atau dua, bisa diamati langsung secara visual, misal bentuk umum kerucut – bulat, memanjang – melebar, single –multiple stem, dst
Kuantitatip, sifat continus, lingkungan sangat berpengaruh, dikendalikan banyak gen atau polygenic, perlu pengamatan dengan pengukuran, jumlah cabang, jumlah stem, besar kecilnya caudex, tinggi tanaman, dst.
Berapa % kah "menurun" ke "anakannya" ?
Kalau yang dimaksud berapa % sifat induk menurun ke anak, jawabnya 50 % dr ibu dan 50 % bapak. Tapi kalau berapa % anak nanti akan punya bentuk yang kita inginkan, jawabnya tergantung pada berapa banyak gen yang terlibat, interaksi antar dan inter alel, metode perkawinan yang dipilih (selfing atau silang), ragam genetik induk yang digunakan. Makin banyak gen terlibat, makin kecil % nya, demikian pula bila makin beragam sifat indukan yang dipakai.
Sy ber-angan2 kalo %tase "menurunnya" besar,
Fokuskan seleksi pada sifat-sifat kualitatip yang sedikit dipengaruhi lingkungan. Pasti heritabilitasnya (daya waris) besar.
Kita bisa coba lebih selektif cross pollinate sesama adenium yg bagus bentuk bonggolnya, sehingga kita mendapatkan "turunan" yg lebih berkualitas dari sisi bentuk bonggol yg bagus
Saya setuju sekali., pilih indukan yang punya bentuk bonggol bagus. Kalau bisa pilih induk yang mendekati bentuk akhir yang kita inginkan.
Selamat bereksperimen mas Rudy, tahun depan harus sudaha ada Indo-soco, Indo-arabicum, dst lho.
Tharie Wie
www.omahijo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar