Blog ini berisi artikel tentang bagaimana menanam, merawat dan memperbanyak tanaman adenium. Semoga bermanfaat dan selamat menjelajah..:-)
Selasa, 18 Desember 2007
Diskusi "Musim Hujan"
Ikutan nimbrung diskusi “musim hujan” dari sisi yang lain. Menurut hemat saya, musim hujan dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu :
Awal musim hujan (akhir musim kemarau)
Ciri, sinar matahari cukup banyak, suhu udara panas, kelembaban udara absolute (Ah) tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah maupun air permukaan sedikit.
Dampak bagi tanaman :
Proses transpirasi (proses pendinginan) terganggu karena tingginya nilai Rh. Keadaan ini diperparah dengan sulitnya proses pendinginan secara konduksi lewat daun, karena bahang panas pada fase musim ini juga tinggi. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan batang tanaman nampak layu meski masih nampak hijau. Kalau kondisi parah ranting dan daun akan menguning dan rontok.
Kesalahan yang sering dilakukan pada fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul anggapan tanaman kurang air. Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air (seperti pada musim panas), namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi terhambat. Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang penyakit.
Pertengahan musim hujan
Ciri, sinar matahari terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah.
Dampak bagi tanaman :
Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur.
Akhir musim hujan (awal musim kemarau)
Ciri, sinar matahari mulai banyak terlihat, suhu udara naik, kelembaban udara absolute (Ah) naik / tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) turun/rendah, hujan semakin jarang terjadi, dan sumber air tanah melimpah sedang air permukaan menurun.
Dampak bagi tanaman :
Transpirasi dapat berjalan dengan baik dan dengan demikian proses penyerapan nutrisi dapat berlangsung dengan baik pula. Proses pertumbuhan tanaman dimulai kembali.
Apakah pembangunan “green house” dapat memecahkan masalah musim hujan ? penanganan green house yang tidak tepat justru akan memperparah keadaan, “menyelesaikan masalah dengan menambah masalah baru”.
Demikian rekans, pemahaman saya tentang musim hujan.
Thari Wie
www.omahijo.com
Batang Adenium Kurus
From : Erlim
Hello,
Mau tanya saya punya beberapa pohon adenium umur +/- 1 bulan yang bijinya dikasih oleh rekan milis tapi kelihatan pertumbuhannya kurang sehat, batangnya berwarna merah, daunya lewat (8 daun), tingginya 4-5 cm, diameter batang persegi (tipis) tidak bulat seperti umumnya adenium apakah adenium tersebut kurang gizi.
Media sekam bakar + cocopeat + pupuk kandang (2:1:1) dua hari sekali di semprot vi*****n 32:10:10.
From : Tharie
Mas Erlim dan rekan-rekan,
Kembali ke rumus dasar fenotipe = f (genotipe, lingkungan). Kenampakan visual yang teramati mata (fenotipe) ditentukan oleh faktor genetik (genotipe) dan lingkungan. Benih obesum tidak akan menghasilkan arabicum. Tapi bagaimana kalau benih obesum tumbuh mirip kacang panjang ? Jelas faktor lingkungan yang bicara disini.
Ada banyak alasan lingkungan, namun untuk kasus mas Erlim hal tersebut berkaitan dengan pemberian pupuk. Bukan kurang gizi tapi malah kebanyakan gizi.
Pedoman untuk rekans penghobi adenium :
“Pupuk dengan porsi kandungan N (nitrogen) tinggi lebih tepat digunakan bila bercocok tanam sayuran, bukan untuk adenium “
Bagaimana kalau sudah terlanjur ? Lakukan koreksi pemupukan. Lambat laun dalam perkembangannya, tanaman tersebut juga akan bersosok normal seperti seharusnya tanaman adenium.
Pupuk kandang ?? Ingat pesan bu Menteri yang sering muncul di TV, cuci tangan dengan sabun sehabis menggunakan pupuk kandang, untuk mencegah penularan Flu Burung (???). Ah …. yang bener aja ???
From: Muhammad Aulia Adnan
Wah kok saya jadi bingung jadinya harus pakai pupuk yang kaya apa. Saya sangka semua tanaman sama perlakuan pemupukannya. Sekarang sih di media saya tabur dek...plus TE yg N tinggi. Sementara utk pupuk saya pakai organik dengan kombinasi N tinggi dan juga pupuk dengna P dan K tinggi. Niat awal sih karena saya punya tanaman dengan tingkat kedewasaan berbeda tapi nggak mungkin semprot satu-satu, jadi saya selang-seling saja dengan teratur. Sekarang sih arabicum memanjang keatas belum gendut2.
From: Green Girls ReNDezvous
Mbak Thari terima kasih banyak ilmunya selama ini aku salah ,maunya sih pengen dapet baby yang gemuk kaya di Webnya Mbak Thari....... ......ga tahunya kebanyakan gizi....
Jumat, 14 Desember 2007
Bunga Adenium Layu & Rontok
From : Wildan
Rekans HELP ME, Pleazzzzz!
Moradoklok, Black Ruby and Daeng Sirri sedang keluar kuncup bunga, tapi tidak sampe mekar bunga layu dan rontok. Selama ini saya pupuk dengan Growite 1x/minggu kadang saya kombinasi dengan Growmore. Selain itu, beberapa pohon lainnya daun menguning dan rontok. Bahkan Poisedonku hampir botak. FYI, pohon2ku aku letakkan di halaman tanpa peneduh n kena ujan.
Kira-kira apa penyebabnya? Apa mungkin karena kehujanan? Mohon saran rekans. Terimakasih.
From : Tharie
Mas Wildan dan rekan-rekan,
Ada beberapa penyebab terjadinya kerontokan bunga / daun rontok, seperti :
• Serangan penyakit, kutu, jamur, dan ulat.
• Kondisi cuaca yang tidak mendukung
• Malnutrisi baik hara makro maupun dan mikro
Cek adakah serangan hama penyakit tersebut di atas. Saya pernah menjumpai ada ulat kecil di dalam bunga penyebab bunga rontok. Atasi dengan insekstisida dan fungisida yang tepat.
Awal musim hujan ditandai kelembaban tinggi dan panas. Proses evapo-transpirasi terganggu. Pendinginan melalui daun terganggu, air sulit menguap karena tingginya kelembaban udara. Daun menguning karena kepanasan dan kemudian rontok, demikian pula dengan bunganya. Ciri faktor cuaca ini, daun rontok terjadi secara acak tidak terbatas pada daun tua saja.
Cuaca lembab dan panas juga menyebabkan terganggunya serapan nutrisi, karena proses aliran air dari tanah - akar – batang – daun – udara menjadi terhambat.
Bila daun menguning kebanyakan terjadi pada daun tua sebelah bawah, kemungkinan besar ada gangguan nutrisi. Lakukan pengecekan ke akar tanaman. Adakah media menjadi terlalu basah (becek) karena hujan ? Bila ya, lakukan repoting. Bila tidak, penyebab malnutrisi karena pengaruh cuaca lembab dan panas tersebut di atas.
Untuk menanggulangi pengaruh cuaca awal musim hujan, tempatkan tanaman di daerah berangin, lakukan penyiraman pada daun di pagi hari untuk membantu pendinginan. Jangan takut hujan. Adenium tidak takut hujan. Pada pembibitan skala besar ada pernah saya lihat, sehabis hujan tanaman malah disirami daunnya. Lho kok … aneh ?
From: Awwaby Hafidz
Terima kasih Mbak Thari, walau belum sempat tanya di milis ternyata sudah ada pencerahan perihal daun jadi kuning secara acak, sekali lagi terima kasih.
From : Wildan
Mbak Thari,
Luaaar Biasaaaaa!
Itu yang bisa saya serukan untuk penjelasan mbak Thari atas problem bunga rontok buat saya dan rekan lainnya. Terimakasih Prof.!
Oh ya pertanyaan lagi, Mbak! Kalau bunga mengecil itu karena apa ya? Apa juga karena kekerungan unsur hara juga atau komposisi medianya yang tidak pas. Soalnya begini, aku selama ini pake Growite (aku promosiin lho,Mbak:p ) plus growmore 1xseminggu, hasil memang bunga semarak dgn rumpun banyak, dan ini juga aku gunakan untuk euphorbia, hasilnya sama bunga marak dan rumpun banyak, but daun agak mengecil. Apa mungkin media harus di ganti?
From : Tharie
Mas Wildan dan rekan-rekan. .,
Bunga mengecil, hal ini cuma masalah pilihan dalam hal produksi dan distribusi karbohidrat hasil asimilasi.
Luas daun menentukan jumlah karbohidrat yang dihasilkan. Agar diperoleh luasan daun yang sama, pilihan yang tersedia adalah daun besar tapi jumlah sedikit, atau pilih daun lebih kecil tapi jumlah banyak ? Demikian pula dengan pemanfaatan karbohidrat, pilih batang besar sedikit berumpun atau batang kecil berumpun banyak ? Berarti pula bunga sedikit tapi besar atau pilih bunga agak kecil tapi lebih banyak ? Semua bisa diatur, kata Warkop.
Pertanyaan mas Wildan akan lebih mudah dijawab, bila ada informasi media tanam yang digunakan selama ini, dan bagaimana cara pemeliharaannya ?. Kena sinar matahari sepanjang hari, atau di teras rumah ? Berapa kali seminggu tanaman disirami ? Apakah selama ini selalu saja diberi pupuk bunga, tanpa diselingi pupuk vegetatip (seedling) ? Informasi tersebut penting sebab pengaruh pupuk juga ditentukan oleh jenis media tanam dan cara perawatan. Anggrek dengan akar gantung tentu beda perawatan dan cara pemupukannya dengan adenium.
Media terlalu porous dan sering disirami dapat menyebabkan beberapa unsur pupuk ikut “tercuci”. Kurang penyiraman dapat menganggu pertumbuhan (organ tanaman dapat tumbuh besar kuncinya adalah air). Temperatur tinggi dapat menyebabkan hilangnya unsur tertentu dalam pupuk karena penguapan, dsb. Pemberian pupuk bunga secara terus menerus berarti mengabaikan pertumbuhan vegetatip, dapat menyebabkan daun kecil.
Namun “rule of thumb” nya, daun kecil dapat terjadi karena kekurangan N. Solusinya, tambah dosis pupuk atau selingi dengan pupuk vegetatip (seedling). Atau tambahkan sedikit urea. Kandungan NH4 sangat cepat mempengaruhi besar nya daun yang baru tumbuh.
Catatan : dari pengamatan selama ini, pada adenium (sehabis pruning, rontok bunga, atau cutting) periode pembungaan selanjutnya akan terjadi setelah batang (stem) baru, tumbuh mencapai ukuran tertentu atau setelah daun baru tumbuh melebihi jumlah tertentu (jumlah internode tertentu). Bagaimana di tempat rekans sekalian ? Apakah juga demikian ?
Maaf belum bisa menyebutkan kisaran angka “tertentu” tersebut saat ini. Ada yang berkepentingan untuk thesis katanya. Jadi ini termasuk bocoran ……. .
Namun pada intinya, selingan pupuk vegetatip (seedling) menjadi PENTING diantara masa pembungaan, untuk kepentingan perkembangan tanaman secara keseluruhan.
Semoga bermanfaat
Tharie Wie www.omahijo.com
end
Kamis, 13 Desember 2007
Fenomena Adenium HITAM
Dear All…
Sepanjang ingatan dan pengetahuan saya, tidak ada pigmen warna hitam di dalam sel tanaman. Oleh karena itu tentunya juga tidak ada bunga berwarna hitam di dunia ini. Meski memang ada beberapa bunga yang terlihat berkesan warna hitam, namun tetap saja itu bukan hitam.
Kesan hitam muncul karena tingginya intensitas pigmen antosianin pada vacuola sel bunga yang mempunyai sifat alkaline.
Volume vacuole sel dipengaruhi oleh tekanan turgor dan fase pertumbuhan serta perkembangan sel bunga. Perubahan volume vacuola dengan sendirinya akan mempengaruhi intensitas antosianin di dalamnya, dan otomatis pula warna bunga juga akan terpengaruh.
Mekanisme pewarisan intensitas pigmen ditentukan oleh aksi gen aditip selain dominansi alela pada setiap lokus. Intensitas warna akan ditentukan oleh jumlah kehadiran alela penambah warna, baik di dalam lokus maupun diantara lokus-lokus yang ada.
Diantara bunga adenium yang sering diidentikkan dengan adenium hitam, seperti Apolo (Taiwan), Breeders (India), atau yang dari Indonesia seperti Gothic, Red Jardine, Sun Red, dan Ma Baker, hemat saya Gothic menempati urutan pertama dari segi intensitas dan daya tahan kesan warna hitamnya.
Gothic (keluaran Botanica Garden, Jogjakarta), merupakan indukan terbaik dan terdekat yang ada saat ini untuk memperoleh turunan “adenium hitam” bergenotipe R1R1, R2R2, R3R3
Demikian komen saya. Untuk menghemat file milis, uraian yang sedikit panjang tentang adenium hitam dapat dilihat di : www.kebonkembang.com
Kritik dan saran dari rekans pecinta adenium, senior dan pakar adenium, sangat saya harapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan saya tentang adenium.
Thanks
Tharie Wie
Mengenal OMAHIJO
Saya mulai menyukai bunga Adenium sekitar awal tahun 2003, koleksi bunga pertama yang kami beli adalah “blue hawaii”. Saya sangat tertarik memiliki bunga tersebut karena berbunga lebat dan berwarna ungu.
Karena kelihatan perawatannya mudah, sejak saat itu saya dan suami rajin mengunjungi nurseri di Yogya atau setiap ada pameran bunga (di Yogya hampir seminggu sekali ada pameran bunga), saya mesti menyempatkan diri nonton sambil mencari dan menambah koleksi baru bunga adenium.
Awalnya kami memelihara anggrek. Namun karena keberatan papanya anak-anak atas suasana lembab dan gelap di rumah (mengundang nyamuk, katanya), saya mencari tanaman lain yang jauh dari kondisi lembab dan gelap. Pilihan jatuh ke adenium terutama karena :
- Warna bunga beraneka macam dan corak.
- Pohonnya mempunyai sosok yang unik dan khas
- Mudah perawatannya.
- Suasana rumah tidak lembab dan gelap, karena pohon ini suka sinar matahari
Kala itu saya dibuat heran dengan jenis dan warna adenium yang sangat banyak, sekitar 101 jenis. Hampir tiap seminggu sekali kami beli tanaman tersebut ( grafted plant ), sedikit demi sedikit hingga terkumpul lebih dari 300 pot baik beli dari dalam negeri atau luar negeri ( Taiwan dan Thailand ). Cukup besar juga dana yang kami keluarkan untuk membeli grafted plant adenium ( kala itu 1 pot adenium dengan 5-6 titik grafted seharga Rp. 300.000 ).
Akhirnya hobby kami tersebut tak lagi bisa dibuat main-main, berbekal koleksi yang sudah lumayan banyak dan hasil belajar sana sini lewat literatur akhirnya kami menjadikan hobby tersebut sebagai bisnis samping yang cukup menghasilkan.
Bulan Mei tahun 2003 saya mulai belajar menyilang adenium. Saya belajar menyilang dari alam. Alhamdulillah, lewat blue hawaii dan lebah yang menujukkan ke saya bagaimana biji adenium didapat. Suatu sore saya mendapati lebah yang mati terjepit di anther bunga blue hawaii kejadian tersebut memberi inspirasi ke saya bagimana seharusnya penyerbukan adenium dilakukan. Sejak saat itu saya mulai mencari dan mempelajari buku-buku fisiologi tanaman, teknik meyilang dan pemuliaan tanaman. Untuk mencari tahu bagian-bagian reproduktip suatu bunga. Saat itu saya tidak tahu sama sekali apa itu stigma, anther, pollen, dll. Dari buku pula saya tahu bahwa struktur bunga adenium mirip struktur bunga sejenis rumput liar di gurun (Asclepias)
Namun baru pada bulan Nopember 2003 saya dapat berkata bahwa saya berhasil menyilangkan bunga denium (kurang lebih 6 bulan coba-coba menyilang baru berhasil). Keinginan untuk menyilangkan adenium timbul setelah dapat oleh-oleh dari teman berupa bunga adenium “Harry Potter” orisinal, bukan “grafted plant”. Di pikiran saya kala itu alangkah indahnya adenium bila bunganya bagus tetapi batangnya tidak terlihat luka bekas proses grafting. Untuk itu berarti kita harus menanam benih adenium yang berbunga non lokal. Tapi mana ada saat itu, berarti saya harus menghasilkan sendiri biji adenium dimaksud.
Menyilang adenium itu gampang. Yang susah menentukan indukan yang sesuai. Bunga adenium mempunyai sifat “incompabilitas” yang tinggi dan “self sterile”. Bunga adenium tergolong tanaman penyerbuk bersilang. Jadi semua biji adenium yang ada itu sebenarnya adalah hibrida, karena penyerbukan bersilang itu tadi. Beberapa species, atau varietas sering tidak bersesuaian, saling menolak. Ada species yang putiknya (stigma) tidak berfungsi dengan baik, dan beberapa lainnya tidak menghasilkan pollen.
Contoh : species A. swazicum dan turunannya tidak dapat dipakai sebagai indukan betina, karena stigma tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kalaupun terbentuk calon biji, perkembangannya tidak begitu baik.
Penyilangan antara A. obesum dengan A. arabicum sangat sulit dilakukan. Namun anehnya kalau arah persilangan dibalik, A. arabicum dengan A. obesum kemungkinan diperoleh biji jauh lebih mudah.
Silangan pertama saya adalah antara “red dusk” (A. obesum) dengan “harry porter” (Adenium hybrid ). Dari catatan saya bunga tersebut hasil proses penyilangan pada tanggal 1 Nopember 2003 (pas hari ulang tahun anak saya yang pertama), tanda-tanda munculnya calon biji kelihatan pada tanggal 15 Nopember 2003, dan saya panen (hasilnya 150 biji) pada tanggal 11 Februari 2004. Dari 150 biji yang saya tanam, 95 % tumbuh. Sembilan bulan kemudian tanaman tersebut berbunga dan memiliki beberapa corak bunga yang merupakan perpaduan ke dua induknya atau nenek-kakeknya.
Ternyata benih adenium ( silangan hand pollinations ) masih jarang di Indonesia. Selama ini Indonesia import dari negara Thailand atau Taiwan, sehingga ketika saya mulai menawarkan benih maupun bibit (seedling ) melalui internet atau beberapa nursery respon mereka sangat luar biasa. Akhirnya order pembelian benih mulai mengalir.. Alhamdullilah..
Bulan Mei 2006, tepat 3 tahun setelah perkenalan saya dengan Adenium. Sebuah Majalah Ibukota ( Flona ) mengangkat hobby dan pengalaman saya menyilang adenium sebagai topik utama. Berkat internet dan media iklan lain akhirnya kami mulai dikenal orang, OMAH IJO - Specializes in Adenium Hand Pollination Seeds.
Karena kelihatan perawatannya mudah, sejak saat itu saya dan suami rajin mengunjungi nurseri di Yogya atau setiap ada pameran bunga (di Yogya hampir seminggu sekali ada pameran bunga), saya mesti menyempatkan diri nonton sambil mencari dan menambah koleksi baru bunga adenium.
Awalnya kami memelihara anggrek. Namun karena keberatan papanya anak-anak atas suasana lembab dan gelap di rumah (mengundang nyamuk, katanya), saya mencari tanaman lain yang jauh dari kondisi lembab dan gelap. Pilihan jatuh ke adenium terutama karena :
- Warna bunga beraneka macam dan corak.
- Pohonnya mempunyai sosok yang unik dan khas
- Mudah perawatannya.
- Suasana rumah tidak lembab dan gelap, karena pohon ini suka sinar matahari
Kala itu saya dibuat heran dengan jenis dan warna adenium yang sangat banyak, sekitar 101 jenis. Hampir tiap seminggu sekali kami beli tanaman tersebut ( grafted plant ), sedikit demi sedikit hingga terkumpul lebih dari 300 pot baik beli dari dalam negeri atau luar negeri ( Taiwan dan Thailand ). Cukup besar juga dana yang kami keluarkan untuk membeli grafted plant adenium ( kala itu 1 pot adenium dengan 5-6 titik grafted seharga Rp. 300.000 ).
Akhirnya hobby kami tersebut tak lagi bisa dibuat main-main, berbekal koleksi yang sudah lumayan banyak dan hasil belajar sana sini lewat literatur akhirnya kami menjadikan hobby tersebut sebagai bisnis samping yang cukup menghasilkan.
Bulan Mei tahun 2003 saya mulai belajar menyilang adenium. Saya belajar menyilang dari alam. Alhamdulillah, lewat blue hawaii dan lebah yang menujukkan ke saya bagaimana biji adenium didapat. Suatu sore saya mendapati lebah yang mati terjepit di anther bunga blue hawaii kejadian tersebut memberi inspirasi ke saya bagimana seharusnya penyerbukan adenium dilakukan. Sejak saat itu saya mulai mencari dan mempelajari buku-buku fisiologi tanaman, teknik meyilang dan pemuliaan tanaman. Untuk mencari tahu bagian-bagian reproduktip suatu bunga. Saat itu saya tidak tahu sama sekali apa itu stigma, anther, pollen, dll. Dari buku pula saya tahu bahwa struktur bunga adenium mirip struktur bunga sejenis rumput liar di gurun (Asclepias)
Namun baru pada bulan Nopember 2003 saya dapat berkata bahwa saya berhasil menyilangkan bunga denium (kurang lebih 6 bulan coba-coba menyilang baru berhasil). Keinginan untuk menyilangkan adenium timbul setelah dapat oleh-oleh dari teman berupa bunga adenium “Harry Potter” orisinal, bukan “grafted plant”. Di pikiran saya kala itu alangkah indahnya adenium bila bunganya bagus tetapi batangnya tidak terlihat luka bekas proses grafting. Untuk itu berarti kita harus menanam benih adenium yang berbunga non lokal. Tapi mana ada saat itu, berarti saya harus menghasilkan sendiri biji adenium dimaksud.
Menyilang adenium itu gampang. Yang susah menentukan indukan yang sesuai. Bunga adenium mempunyai sifat “incompabilitas” yang tinggi dan “self sterile”. Bunga adenium tergolong tanaman penyerbuk bersilang. Jadi semua biji adenium yang ada itu sebenarnya adalah hibrida, karena penyerbukan bersilang itu tadi. Beberapa species, atau varietas sering tidak bersesuaian, saling menolak. Ada species yang putiknya (stigma) tidak berfungsi dengan baik, dan beberapa lainnya tidak menghasilkan pollen.
Contoh : species A. swazicum dan turunannya tidak dapat dipakai sebagai indukan betina, karena stigma tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kalaupun terbentuk calon biji, perkembangannya tidak begitu baik.
Penyilangan antara A. obesum dengan A. arabicum sangat sulit dilakukan. Namun anehnya kalau arah persilangan dibalik, A. arabicum dengan A. obesum kemungkinan diperoleh biji jauh lebih mudah.
Silangan pertama saya adalah antara “red dusk” (A. obesum) dengan “harry porter” (Adenium hybrid ). Dari catatan saya bunga tersebut hasil proses penyilangan pada tanggal 1 Nopember 2003 (pas hari ulang tahun anak saya yang pertama), tanda-tanda munculnya calon biji kelihatan pada tanggal 15 Nopember 2003, dan saya panen (hasilnya 150 biji) pada tanggal 11 Februari 2004. Dari 150 biji yang saya tanam, 95 % tumbuh. Sembilan bulan kemudian tanaman tersebut berbunga dan memiliki beberapa corak bunga yang merupakan perpaduan ke dua induknya atau nenek-kakeknya.
Ternyata benih adenium ( silangan hand pollinations ) masih jarang di Indonesia. Selama ini Indonesia import dari negara Thailand atau Taiwan, sehingga ketika saya mulai menawarkan benih maupun bibit (seedling ) melalui internet atau beberapa nursery respon mereka sangat luar biasa. Akhirnya order pembelian benih mulai mengalir.. Alhamdullilah..
Bulan Mei 2006, tepat 3 tahun setelah perkenalan saya dengan Adenium. Sebuah Majalah Ibukota ( Flona ) mengangkat hobby dan pengalaman saya menyilang adenium sebagai topik utama. Berkat internet dan media iklan lain akhirnya kami mulai dikenal orang, OMAH IJO - Specializes in Adenium Hand Pollination Seeds.
Langganan:
Postingan (Atom)