Senin, 07 Januari 2008

Menyilangkan Arabicum x Obesum




Rekans,
beberapa waktu lalu kalau ndak salah Mark Dimmits nulis kalau menyilangkan arabicum dan obesum adalah suatu yang mustahil.... nek gak salah lho... Tapi pas buka link ini, kok kayaknya dah ada arabicum X obesum yang dah berbunga, bahkan F2-nya yang dah berumur 4 tahun..... http://www.tucsonca ctus.org/ Adenium/hybrids_ arabicum. html . salam, tomo

He . he .. he itu contoh yang dinamakan pembodohan calon pesaing.
Memang ada yang sulit, tapi tidak semua sulit kok arabicum x obesum, vice versa.
Tapi ini pendapat hobiis baru lho mas.
Bulan September 2007 dari tulisan mas Tomo di milis sebelah, saya coba menyilangkan arabicum dengan B52, Red Dusk, Paradiso, First Day, etc, etc ….. ( foto : arabingung ) dan berhasil sampai sekarang ndak rontok. Mudah-mudahan bisa jadi bakalan "breeding line" di masa mendatang. Arabicum rajin berbunga bercorak lagi. Salam Tharie Wie

Masih satu genus harusnya kata "sulit" tidak diartikan mustahil/imposible. Di dunia anggrek perkawinan antar genus bukan hal yang anehl..apalagi masih satu species. Tanaman lain ? Saat ini sudah ada yang berhasil menyilang alocasia dengan colocasia yang genusnya berbeda. Ada teman kita (di aglaonema) yang bercita2 nyilang aglaonema dengan dieffenbachia. . sayang nyilang sesama aglao juga ternyata tidak gampang tapi bukan tidak bisa.
Hahaha.. pembodohan ya namanya mbak.. Kayaknya mbah Demit ada tambahan note kalau ga salah kira2 artinya "paling tidak untuk spesimen arabicum koleksi saya" Saat itu dia gunakan arab berbunga merah. Dan lagian lagi.. tuh mbah Demit baru nyoba "dozen" koq.. belum tus..ratus, bu..ribu, atau jut..juta.. harusnya kesimpulan "tidak bisa" belum layak. Jadi arab kita masih ada chance bisa disilang dengan obesum. Horeeeee !!!!
Lagian teman kita dah ada yg duluan nyilang.. sayang bahasan tentang itu ga berlanjut.
BTW... Mudah mudahan buahnya jadi mbak.. dan biji2nya tumbuh dan berkembang.
Aku sudah pernah (beberapa kali) nyilangin arab dengan obesum.. dari yang beberapa kali itu dah ada titik terang : buah jadi namun sayang kemudian buah rontok. Artinya pembuahan mungkin terjadi. Pengen ulang2 lagi percobaan.. sayang bunga arabicum terbatas..speciment tertua malas berbunga.. Kalau berbunga lagi tak coba silang dengan obesum. Salam zai

Pak Doktor itu saya pikir orangnya kadang agak gimana gitoh. …. Bang Zai pasti membaca juga alasan dia, kenapa tidak menampilkan bunga tumpuk sebagai contoh variasi bunga di site nya. …….. which I simply don't like….. tidak suka atau malu karena keduluan ……. He he he he.
Balik ke arabicum x obesum. Saya pernah baca, ada beberapa penyebab gagalnya silangan model-mode interspecific, intergenerik dst, dst adalah masalah di jumlah kromosome yang tidak sama, andai kata pun sama ternyata masih ada masalah di kromosom homolog-nya, dan atau kromosom yang non homolog tidak berpasangan (CMIW).
Tapi bukankah rekombinasi antar jenis merupakan wahana evolusi ? Alam memberi peluang terjadinya perkawinan beda jenis melalui mekanisme introgresi dan poliploidi Tentu saya setuju banget dengan bang Zai : “Jadi arab kita masih ada chance bisa disilang dengan obesum”. Kalau kita tidak percaya hal ini, sama juga kita tidak percaya dengan teori evolusi.
Kira-kira yang terjadi di Thai dengan TS, RCN, PNW, BG, BK mungkin seperti ini :
Entah siapa yang mulai mencoba mengawinkan arabicum dengan obesum, somalense, dll, dll (mereka 20 tahun lebih dulu dibanding kita). Dari ribuan yang gagal, eeeeeee ada F1 yang dihasilkan. Awalnya mungkin hanya dihasilkan beberapa biji yang terbentuk sempurna. Dari sedikit biji itu, masih beruntung ada yang fertil (biasanya perkawinan antar jenis hasilnya infertil).
F1 fertil kemudian di back cross dengan salah satu induknya, eee …. ada yang berhasil, dan malah jumlah gamet fertil bertambah. Gamet ini akan menambah proporsi kromosom salah satu induknya dengan perbaikan dalam perpasangan dan pergerakan. Demikian seterusnya sampai ada TS, RCN, BG, dll, dll.
Botanica Garden dan Watu Putih membuktikan, bahwa diantara selfing Thai Soco, ada turunan yang dominan karakter RCN, arabicum, obesum, dan bahkan 'plastik' ... nah lo !
Saya jadi ingat petuah Mr. Tan, dulu : kunci sukses dalam plant breeding adalah masalah KESABARAN dalam menghadapi INEFISIENSI. – coba lagi dan coba lagi, ulangi dan ulangi. Pemulia tanaman itu layaknya seorang penjudi. Harus bisa mengabungkan intuisi dan pengetahuan untuk memperbaiki penyimpangan- penyimpangan hasil. Dan jangan lupa, faktor yang tak kalah penting, KEBERUNTUNGAN.
Kok jadi serius dan ngelantur ya ……….
Please mohon dikoreksi, agar saya tidak ngelantur dan terlalu jauh dengan keyakinan saya yang salah …….. Salam Tharie Wie

mBak Tharie dan rekans,
di dak rumah Turi juga ada satu adenium taiwan-an yang batal menjadi engkelan dan saat ini sedang ada tanduk. Menurut salakman bunga jantannya dari GC. Saya belum yakin apakah tanduknya benar-benar hasil persilangn atau karena selfing, soalnya ngembangi adenium di rumah Turi tidak dengan mematuhi kaidah2 ilmiah yang dulu sudah daijarkan Bang Zai ke saya.
Mungkin yang sama-sama patut kita tunggu kemunculannya (dan sampai kebun kita tentunya), aryabima van sunter yang konon merupakan persilangan GC dan plastic. salam, tomo

Mbak Thari,
Menarik juga bahasan opsrings dari Thai soco yang konon bermacam2 bentuk.. mbak Thari punya foto2 nya ?
Wak tom termasuk yg punya banyak seedling TS ini.. bisa sumbang gambar.. Salam zai

Mas Tomo,
Kebetulan disini ada pak Tetra dkk dari daerah timur, jagonya arabicum, plastic dll.
Saya juga malah ingin tanya tentang plastic di forum ini ;
1. Apa ciri utama hingga dapat disebut plastic ?
2. Benarkah adenium plastic itu ada lebih dari satu macam ?
Tharie Wie www.omahijo. com


Mumpung lagi bahas plastic..
mau nanya dong.. diantara ini mana yg plastic?
apakah penamaannya sudah bener?
n sekalian nanya, kalo kompakta n minisize bedakah??
apa perbedaannya? Salam, angga
Hal lain yg perlu dibahas..
- Untuk teman2 sudah pernah menyemai biji plastik. Apakah seedling plastik memiliki daun yang sama dengan induknya ?
Dugaan : plastik mengalami perubahan daun akibat pengaruh luar yg tidak menurun, jika benar maka seedling plastik daunnya tidak mirip induknya.
Jika dugaan benar, berarti ada sesuatu yang jadi penyebab daun berubah menjadi seperti plastik.. dan tentu jika agen itu dipindahkan ke specimen lain bakal membentuk daun plastik yang berbeda. Artinya plastik bisa banyak jenis.
Bang Aulia (belum jadi member ?) dan mas Fendi pernah buat percobaan tentang sifat2 adenium plastik.. jika berkenan mohon sharing ilmunya. Salam zai

Porsi breeding bonggol jadi jatah WP dan BG (saya cukup bunga saja). Besok aku fotoin off-spring nya kalau dolan kesana lagi. Mudah-mudah belum laku ...... (lebih banyak dagangnya ... he he he he, breeder Sukarno - Hatta)
Satu lagi yang aneh bang, pas dikirimi laporan hasil "selfing" plastic kok punya segregasi fenotip 15 non plastic : 1 plastic. Makanya aku nanya ke para ahli plastic (rombongan zona wetan, termasuk yang di Balikpapan), apa sih yang membentuk ciri plastik ? Kok punya sebaran mirip "duplikasi epitasis dominan". Aneh kan ? Salam Tharie Wie

Hallo bu Tharie,
Kalo tukang palak seperti saya yang mimpi jadi peneliti, yg sering mengandalkan intuisi dan "sok tahu" susah dibilang penjudi....lebih suka dibilang orkestrator adenium. Hehehehehehehe. .. nemu cryspum...langsung disobek sobek dan dibelah belah.... berharap dapet bunga impian.
Ngomong-ngomong soal arabicumxobessum. ... (wuiihh gaya kayak mo ngasih penjelasan). ... mau nanya, Apakah mungkin dari sekian arabicum maupun obessum dalam satu kebon itu terjadi penyilangan (red: selfing - bener gak istilahnya)? ,.. yg tanpa disadari dan menghasilkan bibit Arabicum maupun obessum dengan berbagi sifat tadi. Setelah seedling2 ini tumbuh dan tersebar di seantero Indonesia kemudian orang-orang mulai melakukan Hand Polinasi. Sifat sifat yang dibawa dari penyilangan pertama tadi itu apakah mungkin mengakibatkan kecenderungan jenis jenis ini semakin mudah berkawin silang?..
Kalau mau jujur.... sebenarnya masih takut untuk open (takut digugat secara ilmiah - apalagi setelah baca statement pak Dimit - apalagi bang Tomo sempet kaget waktu aku bilang ngawinin Arabicum dengan Obessum) dan pohonnya baru di share ke satu orang saja (hayo ngaku). Dari 160 biji arabicum yg saya tebar tahun 2002 (hasil panen sendiri pada 3 pohon) ada beberapa saja yang mati. Dari semua yang jadi ada satu yang menunjukkan gejala kelainan... Ini lagi masalahnya saat itu adenium belum jadi pilihan utk di jadikan object foto.... .. tapi itulah dasar bukan peneliti jadi nggak ada record yang rapi dan baik.
Balik ke arabicum... satu bibit yang kelainan itu menunjukkan ciri dominasi... tumbuh sangat cepat daun besar besar dan dalam waktu 2 tahun sudah sangat rajin berbunga... tapi rontok pada awal awalnya dan hanya satu aja yg berhasil mekar.
Sama bang Tomo bunga itu dinamai Daeng Kawanua... Mungkin bang Tomo bisa bantu mengamati daunnya terus dicocokan dengan Arabicum Yaman (dulu kenalnya cuman Yaman). Juga perhatikan pola tumbuhnya (sering jadi "wortel" kalau di grafting ke batang tunggal.) hehehehehehehe. Sudah coba di setek dan dari 6 setekan 1 saja yang melebar dan bercabang banyak , yang lain masih lurus lurus saja tapi bongsor.
Makasih sekali sudah mengangkat bahasan ini jadi berani ngomongnya.. ..Salam Janny

Wuah bang Janny terlalu amat sangat merendah.
yang mimpi jadi peneliti, yg sering mengandalkan intuisi
Pemuliaan tanaman = intuisi + pengetahuan + keberuntungan. Sementara itu pengetahuan = pengalaman = knowlegde. Bang Janny punya semua itu. Apalagi kebunnya juga luas… (saya lihat foto yang dikirim di milis sebelah), artinya “peluang kejadian” menjadi lebih besar.
Apakah mungkin dari sekian arabicum maupun obessum dalam satu kebon itu terjadi penyilangan ? Alami ?
Mungkin sekali. Dan bisa jadi itu campur tangan “Invisible Hand” yang sedang melimpahkan “hidayah” Nya. “Keberuntungan” justru menyertai penemuan-penemuan besar. Newton + buah apel, Alfred Nobel + batugamping, Archimedes + bak mandi, Pasteur + jamur, dll, dll
Fokus + dedikasi, pasti dekat dengan keberuntungan ….. he he he he, kata pak ustad di pengajian bulan puasa kemarin lho.
Kalau mau jujur.... sebenarnya masih takut untuk open (takut digugat secara ilmiah -)
Hemat saya, ahli pertanian, biologi etc yang justru mencari tahu dan menjelaskan secara ilmiah atas apa (fenomena) yang diketemukan orang awam seperti kita ini. Bukan malah memagari dan meruntuhkan semangat mencoba kita yang awam ini.
Moral cerita : Jangan pernah berkata tidak. Tharie Wie www.omahijo.com

Bu Tharie, postingan kebon di milis sebelah itu de Javu ajahh. hehehehehhehehehe ada yang usil soalnya.
Waduh jadi overwhelmed nihh.... hehehehehee. ..
Bu Tharie.... kesempatan nih... biar lebih scientific melakukan HP ada kiat kiat dan aturan yang harus di lakukan gak?
Maksudnya biar lebih Disiplin.
Moral cerita : Jangan pernah berkata tidak.
Ini sudah pasti ....apalagi di kasih gothic 30cm Salam Janny

Nah ……
Saya tidak tahu segi scientific HP itu ada dimana. … suwer deh. Asal bisa diulang dan dilakukan sipapun dapat memberikan hasil sama (CMIIW).
Hemat saya itu hanya mekanisme yang menjamin hanya dan hanya bila polen yang kita maksud benar-benar hanya yang membuahi stigma yang juga kita maksud. Atau stigma yang kita maksud benar-benar hanya dan hanya bila dibuahi polen yang hanya kita maksud. Hah .., jelek amat kalimatnya …. ya ? Dah itu saja.… hi hi hi. Pasti berlanjut mekanisme nya bagaimana ?
Jawabnya simple. Mata harus bisa menjadi saksi, bahwa polen dan stigma yang hanya kita maksud benar-benar bersatu. Proses selanjutnya biar terserah mereka berdua, masak harus ditungguin ……

Gambar di bawah adalah peralatan yang saya pakai untuk HP. Dari semua peralatan itu yang terpenting adalah :
1. Head Lamp, supaya yang diintip jadi terang
2. Hand loupe perbesaran 10 X, lebih dari cukup memperjelas yang kita intip.
3. Alkohol untuk membasuh ujung alat polinator diantara HP yang satu ke HP yang lain, agar polen lain yang masih menempel benar-benar tewas. Ingat pembuahan hanya butuh satu polen yang mampu tumbuh membentuk “tabung polen” di stigma
Polen calon bunga betina dihilangkan dulu sebelum dibuahi, tutup kantong plastik sesudah dibuahi, untuk menambah keyakinan bahwa memang bijih yang akan terbentuk benar-benar berasal dari stigma dan polen yang dimaksudkan.
Tapi langkah terakhir ini sekarang tidak lagi saya lakukan. Dengan pertimbangan, kalau memang adenium demikian mudahnya terjadi pembuahan, entah itu stigma dengan polen pada satu bunga atau dari polen lain yang dibawa angin atau serangga, tentu adenium di kebun sudah pada berbuah. Nyatanya dari sekian ribu bunga (bukan sekian ribu tanaman) belum tentu 3 bulan sekali kita mendapati adenium berbuah sendiri secara alami. Artinya pekerjaan menghilangkan polen ditambah pembungkusan kantong plastik, nilainya tidak lebih dari 1 % dalam menjamin pembuahan yang tidak kita kehendaki (Maunya bastar, malah diperoleh “bastard seed”). Kira-kira bener tidak pernyataan ini ? (CMIIW donk). Tapi kalau mau yakin 100 % , ya lakukan saja, toh tidak ada salahnya, cuman agak capek juga.
Bagaimana cara biar lebih disiplin ? Buat suatu sasaran tertentu. Kira-kira kita mau apa dengan HP tersebut, sekedar bikin bijih adenium atau mau bikin bunga baru ?. Jangan terlalu sulit dalam menentukan tujuan. Jangan FILO, supaya tidak patah semangat di tengah jalan.
HP saya bagi menjadi dua kelompok.
1) Kelompok improvement dan 2) Kelompok unik.
Tentukan skala prioritas masing-masing kelompok, buat suatu matrix, pilih yang hendak kita laksanakan.
Matrix berisi : 1) ide arah penyilangan, 2) kondisi kompetisi ke arah itu, 3) kemungkinan penerimaan orang/pasar nantinya, 4) Tingkat kesulitan genetik.
Mirip analisa SWOT dalam pelajaran analisa investasi.
Saya yakin, sasaran tertentu membuat kita lebih disiplin dan tertantang. Paling tidak kita ingin membuktikan hipotesa kita. Paling tidak bukan sekedar menjadi rutinitas ceblok sana-ceblok sini yang membosankan. Paling tidak kita jadi rajin mencatat apa yang telah kita lakukan. Tanpa catatan itu, hemat saya HP menjadi tidak ada artinya.
Waduh ….. maaf bang Janny dan rekans, jadi ngelantur ……….. maaf, maaf.

Tharie Wie
www.omahijo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar