“ Sebenarnya adenium itu butuh unsur N yang banyak atau karbohidrat yang banyak nggak sih biar gemuk2? Katanya kalau adenium di siram dengan banyu leri (air bekas cucian beras) maka adeniumnya akan gemuk-gemuk“.
Pertumbuhan sel tanaman lebih ke arah memanjang (vertikal).
Bayangkan kalau porsi vertikal dan lateral sama besar. Seberapa besar diamater pohon talok yang ada dikebun omah ijo jadinya ?.
Belum lagi bila kita ingat pertumbuhan tanaman adalah pertumbuhan sel yang sambung menyambung. Sel yang satu tumbuh memanjang sampai batas tertentu berhenti, dilanjut pertumbuhan lateral, dan pertumbuhan memanjang generasi sel berikut di atasnya (SAM), demikian seterusnya. Di tanaman ada pertambahan sel.
Beda dengan manusia atau binatang, sel tumbuh secara bersama secara proporsional dari bayi sampai mati.. Sel tangan sejak bayi tidak ganti-ganti, yang itu-itu saja, hanya bertambah ukuran dimensinya. Tidak ada pertambahan sel, kecuali sel darah, atau penggantian bagian yang rusak (itupun terbatas, tangan putus ya sudah) .
Manusia bisa dibuat kurus-gemuk-kurus lagi. Kalau gemuk, semua ikut gemuk, tangan-kaki-kepala bareng gemuknya. Tanaman tidak begitu. Batang bawah gemuk, tengah bisa kurus, atas gemuk lagi, tergantung kondisi nutrisi saat pertumbuhan di tempat itu berlangsung. Tanaman yang terlanjur gemuk tidak bisa di treatment ”sedot lemak” agar nampak kurus. Dan sebaliknya yang kurus tidak bisa disuapi gizi tinggi agar gemuk. Yang ada, hanya tindakan koreksi. Potong bagian yang tidak kita kehendaki. Sadis kan ?
Bicara gemuk pada adenium adalah bicara proporsi pertumbuhan antara dimensi vertikal dan lateral. Mau pilih tinggi langsing, sedang-sedang saja, atau “ndekmu”–pendek lemu ?
Metode yang tersedia adalah :
* Kurangi pupuk : pertumbuhan ke arah atas lambat, sangat kompak, daun kecil, internode rapat
* Pupuk moderate : pertumbuhan ke arah atas sedang, terlihat kompak, daun sedang, jarak internode sedang
* Pupuk berlebih : pertumbuhan ke arah atas cepat, terlihat langsing, daun besar-besar, jarak internode panjang (gejala etiolasi atau ukulensi).
Pilihan ada di tangan kita masing-masing tentunya. Dan untuk adenium banyak yang pilih dikisaran “pemupukan moderate” plus-minus.
Bagaimana aplikasi di lapangan ?
* Kurangi konsentrasi pupuk (ppm per liter)
* Batasi penggunaan mineral yang mendorong pertumbuhan memanjang.
* Tambahkan penggunaan mineral yang menghambat pertumbuhan memanjang
Belum lagi kalau dikaitkan dengan jenis media, belum lagi kalau terkait dengan kultur tanaman-menanam kita. Aplikasi pemupukan menjadi sangat beragam. Masih tergantung pula denga fase pertumbuhan tanaman. Untuk seedling tentu beda dengan yang dewasa.
Tentang tambahan2 molekul ukuran raksasa seperti karbohidrat, vitamin, dll, hemat saya antara manfaat dan ongkosnya kagak nyambung jack……! Supaya jangan berkata “tidak ada gunanya” ke tanaman secara langsung.
Bukankah tanaman justru seharusnya menghasilkan karbohidrat dan vitamin untuk keperluan kita ? Saya masih melihat subyektivitas saat memakai zat dimaksud. Apa yang secara “in vitro” ada manfaatnya, belum tentu cocok diaplikasikan secara “in vivo”.
Tharie Wie
Pertumbuhan sel tanaman lebih ke arah memanjang (vertikal).
Bayangkan kalau porsi vertikal dan lateral sama besar. Seberapa besar diamater pohon talok yang ada dikebun omah ijo jadinya ?.
Belum lagi bila kita ingat pertumbuhan tanaman adalah pertumbuhan sel yang sambung menyambung. Sel yang satu tumbuh memanjang sampai batas tertentu berhenti, dilanjut pertumbuhan lateral, dan pertumbuhan memanjang generasi sel berikut di atasnya (SAM), demikian seterusnya. Di tanaman ada pertambahan sel.
Beda dengan manusia atau binatang, sel tumbuh secara bersama secara proporsional dari bayi sampai mati.. Sel tangan sejak bayi tidak ganti-ganti, yang itu-itu saja, hanya bertambah ukuran dimensinya. Tidak ada pertambahan sel, kecuali sel darah, atau penggantian bagian yang rusak (itupun terbatas, tangan putus ya sudah) .
Manusia bisa dibuat kurus-gemuk-kurus lagi. Kalau gemuk, semua ikut gemuk, tangan-kaki-kepala bareng gemuknya. Tanaman tidak begitu. Batang bawah gemuk, tengah bisa kurus, atas gemuk lagi, tergantung kondisi nutrisi saat pertumbuhan di tempat itu berlangsung. Tanaman yang terlanjur gemuk tidak bisa di treatment ”sedot lemak” agar nampak kurus. Dan sebaliknya yang kurus tidak bisa disuapi gizi tinggi agar gemuk. Yang ada, hanya tindakan koreksi. Potong bagian yang tidak kita kehendaki. Sadis kan ?
Bicara gemuk pada adenium adalah bicara proporsi pertumbuhan antara dimensi vertikal dan lateral. Mau pilih tinggi langsing, sedang-sedang saja, atau “ndekmu”–pendek lemu ?
Metode yang tersedia adalah :
* Kurangi pupuk : pertumbuhan ke arah atas lambat, sangat kompak, daun kecil, internode rapat
* Pupuk moderate : pertumbuhan ke arah atas sedang, terlihat kompak, daun sedang, jarak internode sedang
* Pupuk berlebih : pertumbuhan ke arah atas cepat, terlihat langsing, daun besar-besar, jarak internode panjang (gejala etiolasi atau ukulensi).
Pilihan ada di tangan kita masing-masing tentunya. Dan untuk adenium banyak yang pilih dikisaran “pemupukan moderate” plus-minus.
Bagaimana aplikasi di lapangan ?
* Kurangi konsentrasi pupuk (ppm per liter)
* Batasi penggunaan mineral yang mendorong pertumbuhan memanjang.
* Tambahkan penggunaan mineral yang menghambat pertumbuhan memanjang
Belum lagi kalau dikaitkan dengan jenis media, belum lagi kalau terkait dengan kultur tanaman-menanam kita. Aplikasi pemupukan menjadi sangat beragam. Masih tergantung pula denga fase pertumbuhan tanaman. Untuk seedling tentu beda dengan yang dewasa.
Tentang tambahan2 molekul ukuran raksasa seperti karbohidrat, vitamin, dll, hemat saya antara manfaat dan ongkosnya kagak nyambung jack……! Supaya jangan berkata “tidak ada gunanya” ke tanaman secara langsung.
Bukankah tanaman justru seharusnya menghasilkan karbohidrat dan vitamin untuk keperluan kita ? Saya masih melihat subyektivitas saat memakai zat dimaksud. Apa yang secara “in vitro” ada manfaatnya, belum tentu cocok diaplikasikan secara “in vivo”.
Tharie Wie